-->

Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Maestro Ahmad Tohari

Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, novel yang terdiri dari tiga novel yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jentera Bianglala. Diterbitkan tahun 1982 berkisah tentang pergulatan penari tayub di dusun kecil, Dukuh Paruk pada masa pergolakan komunis. Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Dancer oleh Rene T.A. Lysloff.

Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Maestro Ahmad Tohari
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Maestro Ahmad Tohari/ Foto Ilustrasi: Instagram.com/ervindiana
Trilogi ini juga difilmkan oleh sutradara Ifa Irfansyah dengan judul “Sang Penari” (2011). Film ini memenangkan 4 Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 2011. (ahmadtohari.com)

Lebih dari 50 skripsi dan tesis (Leiden dan Lund Univ.-Swedia) telah lahir dari novel ini. “Novel ini merupakan bacaan wajib mahasiswa jurusan sastra Asia Timur.” Dr. Bertold Damhauser Univ. Bonn, Jerman. (Endorsmen Novel Ronggeng Dukuh Paruk cetakan kedelapan, 2011). Pada bulan Desember 2011, Ahmad Tohari mengungkapkan bahwa dirinya berencana untuk melanjutkan Triloginya menjadi Tetralogi dengan membuat satu novel lagi. (Suara Merdeka, 2011)

Ahmad Tohari adalah sastrawan Indonesia, lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948. Beberapa karya fiksinya antara lain trilogi ''Ronggeng Dukuh Paruk'' telah terbit dalam edisi Jepang, Jerman, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1995 Ahmad Tohari menerima Hadiah Sastra Asean, SEA Write Award.

Tahun 1990 pengarang yang punya hobi mancing ini mengikuti International Writing Programme di Iowa City, Amerika Serikat dan memperoleh penghargaan The Fellow of The University of Iowa. (Tohari, Ahmad (1999)).

Pada tanggal 16-24 Januari 2013, Ahmad Tohari mewakili Indonesia pada acara pertemuan sastra Internasional “Writers Unlimited” di Den Haag, Belanda. Di Pesta musim dingin ini, Ahmad Tohari mengisi materi dengan sastrawan perwakilan dari negara-negara lain. Dari Pakistan, Turki, Amerika, sampai Israel. Semua peserta membahas permasalahan yang sama, yaitu sastra. ( Majalah Ancas, 2013)

Ahmad Tohari tidak hanya rendah hati dalam karya-karyanya dan juga pemikirannya. Kerendah hatian juga terpancar dari sikap dan perilakunya. Itulah salah satu komentar sesama penulis yang menggagumi sosok seorang Ahmad Tohari, bagi teman-teman yang penasaran seperti apa buku Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk.


1. Ronggeng Dukuh Paruk (Trilogi 1)

2. Lintang Kemukus Dini Hari (Trilogi 2)
3. Jentera Bianglala (Trilogi 3)

Dengan karya berbasisi lokal tapi berkualitas global maka antar budaya kita bisa saling memberi, Itulah berberapa kata dari seorang satrawan Indonesia yang mengagumkan. 



Editor: Heru Setianto
Sumber: Net

Posting Komentar